Source: Pixabay.com

Langkah Tepat Menerapkan Growth Hacking

Pada tahap awal membangun bisnis, penting untuk sebuah usaha kecil dan menengah (UKM) memiliki banyak pengguna serta memiliki tingkat transaksi yang tinggi. Hal tersebut dapat memperlihatkan bahwa produk atau layanan yang diberikan dapat diterima dengan baik oleh banyak konsumen serta meningkatkan kepercayaan calon konsumen baru terhadap produk tersebut. Salah satu cara untuk melakukan peningkatan pengguna dan transaksi tersebut adalah dengan menerapkan strategi growth hacking.

Melalui penerapan strategi growth hacking, UKM dapat fokus melakukan pertumbuhan bisnisnya melalui rangkaian metode dan eksperimen yang terukur. Perlu dipahami, strategi growth hacking memerlukan kerja keras dan percobaan yang mengandalkan data dan kreativitas. Selain itu, dengan mengetahui metode dan alat ukur yang tepat, usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis tersebut dapat lebih efektif serta mendatangkan hasil yang diharapkan. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut kami hadirkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan strategi growth hacking bagi para pelaku UKM.

Menanamkan Mindset yang Tepat kepada Tim

Penerapan strategi growth hacking bukan merupakan tugas yang dapat diemban oleh hanya satu orang, melainkan satu tim yang saling terkoordinasi dengan baik. Tugas tersebut mungkin tidak hanya cukup diemban oleh tim pemasaran, tetapi juga tim produk yang mengerti penggunaan atau proses pembuatan produk Anda. Masing-masing anggota harus memiliki mindset yang berfokus pada pengembangan produk untuk mendapatkan pertumbuhan angka pengguna atau pembelian. Mulai dari matriks apa yang akan digunakan hingga data apa yang tersedia, serta strategi apa yang selanjutnya akan dicoba harus sama-sama dipahami oleh setiap anggota. Menanamkan mindset dan pemahaman yang sama kepada tim akan membantu proses pengerjaannya lebih efektif dan efisien.

Contohnya, setiap anggota tim Anda harus mengerti matriks apa yang digunakan serta data apa yang tersedia untuk meningkatkan penggunaan produk. Hal-hal seperti berapa jumlah pengguna, alasan pembelian, apa yang menyebabkan seorang pengguna melakukan pembelian kedua, serta mengapa seorang pengguna tidak ingin membeli lagi harus diketahui oleh setiap anggota. Melalui pemahaman tersebut, masing-masing anggota akan mengerti perannya untuk berkolaborasi dalam menciptakan strategi pemasaran dan pengembangan produk yang tepat untuk dicoba kepada konsumen.

Mengembangkan Produk yang Dibutuhkan Konsumen

Untuk meningkatkan jumlah pengguna atau pembelian produk Anda, tentunya terlebih dahulu produk yang disediakan dibutuhkan atau diinginkan oleh konsumen. Untuk mengetahuinya, Anda dapat melakukan riset menggunakan berbagai platform. Contohnya Anda bisa menggunakan analitik yang tersedia di media sosial, google analytics, atau melakukan tes produk langsung ke konsumen. Lihat apa saja yang bisa dikembangkan dari segi pemasaran dan kualitas produk. Bisa jadi produk Anda sudah sesuai namun belum terlalu baik performa pemasarannya, ataupun justru sebaliknya.

Pada strategi growth hacking, tim yang bertugas harus siap untuk terus melakukan perbaikan fungsi produk ataupun cara memasarkannya. Akan tetapi, harus diingat bahwa perbaikan tersebut dilakukan harus berdasarkan data yang telah dianalisis sebelumnya. Selain itu, Anda juga harus memiliki sifat yang agile dan resilient, bila produk Anda ternyata tidak dibutuhkan oleh konsumen, maka sebaiknya lakukan perbaikan dengan cepat atau mengganti produk utama yang dipasarkan. Semakin baik produk Anda dan semakin mudah konsumen menemukan produk tersebut, akan dapat mendatangkan pertumbuhan dari segi penggunaan maupun transaksi.

Pilih Matriks yang Sesuai dengan Kebutuhan Bisnis

Source: Pexels.com

Untuk menerapkan strategi growth hacking dengan lebih efektif, Anda harus mengetahui matriks apa yang tepat untuk digunakan oleh bisnis Anda. Matriks ini dapat disesuaikan dengan model pertumbuhan yang sedang digunakan. Berikut beberapa model pertumbuhan atau disebut juga growth model yang dapat menjadi acuan dalam menentukan matriks dalam penerapan strategi growth hacking:

  • Acquisition: Digunakan untuk menjangkau konsumen baru.
  • Activation: Digunakan untuk meyakinkan calon konsumen dalam menggunakan atau mencoba produk.
  • Retention: Digunakan untuk menjaga konsumen yang sudah menggunakan produk dan mendorong untuk kembali menggunakannya.
  • Referral: Digunakan untuk mencari profit atau keuntungan dari konsumen.
  • Revenue: Digunakan untuk mendorong konsumen mereferensikan produk kita ke calon pengguna baru.

Model-model tersebut dapat saling mempengaruhi dalam keberhasilan penerapan strategi growth hacking Anda. Misalnya, untuk dapat lebih efektif dalam meningkatkan tingkat acquisition, produk Anda fokus untuk meningkatkan promosi melalui media sosial dan juga blog untuk menarik minat para calon konsumen. Peningkatan jumlah konsumen baru yang hadir karena usaha promosi melalui promosi di media sosial ini dapat dijadikan matriks untuk mengukur sejauh mana keberhasilan Anda mendatangkan calon konsumen baru.

Terus Lakukan Eksperimen yang Terukur

Hal yang juga harus dipahami oleh pelaku UKM dalam menerapkan strategi growth hacking ini adalah melakukan eksperimen yang diukur dengan matriks yang sebelumnya telah ditentukan. Melalui berbagai eksperimen tersebut, Anda dapat mengetahui opsi mana yang terbaik untuk bisnis agar dapat menghasilkan pertumbuhan yang pesat.

Contohnya, bila Anda ingin mengetahui bagaimana tahapan produk dibeli melalui website, Anda dapat mencoba dua cara menyajikan produk sebelum dibeli calon konsumen. Ternyata setelah dicoba, konsumen lebih banyak melakukan pembelian ketika tersedia pilihan kategori terlebih dahulu di halaman utama dibandingkan ketika semua produk langsung ditampilkan di halaman tersebut. Data ini dapat menunjukkan bahwa konsumen Anda memiliki preferensi kategori yang kuat sehingga mereka lebih menyukai memilih produk berdasarkan kategori bukan langsung diberikan semua pilihan produk. Dalam melakukan eksperimen tersebut, Anda juga bisa terus melakukan pembaharuan serta memperhatikan tiap detailnya hingga menemukan strategi terbaik dalam meningkatkan jumlah pengguna atau pembelian produk Anda.

Penerapan growth hacking ini juga dilakukan oleh startup-startup besar saat masih di tahap awal pengembangan bisnisnya, contohnya Bukalapak dan Grab. Bukalapak menggunakan beberapa strategi seperti analisis data, perubahan produk, menjalankan A/B testing untuk bereksperimen, serta melakukan penerapan tersebut terus menerus secara berulang sehingga memiliki pertumbuhan yang pesat seperti saat ini. Begitu pula dengan Grab, mereka mencoba melakukan acquisition secara aktif melalui segmentasi kebutuhan konsumen serta memberikan insentif untuk mengubah perilaku konsumen sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan jumlah pengguna barunya.

Dengan penerapan growth hacking yang tepat, para pelaku UKM dapat melihat apa upaya yang paling tepat dalam hal pemasaran dan pengembangan produk. Penerapan ini dapat meningkatkan jumlah pengguna dan transaksi dengan cepat pada tahap awal pengembangan bisnisnya.